Share This Post :
Facebook
Twitter
WhatsApp

Daftar Isi

Photo by Hobi industri on Unsplash

Harga barang naik saat Lebaran adalah hal biasa di Indonesia. Beberapa hari sebelum Lebaran, kenaikan harga barang bahkan sudah terlihat, terlebih untuk bahan makanan pokok. Minyak goreng, beras, gula, daging sapi, dan ayam adalah beberapa bahan pokok yang kerap mengalami kenaikan harga saat Lebaran akan tiba.

Sebagai pelaku bisnis, Anda pasti merasakan kenaikan harga barang jelang Lebaran dari segi produksi. Akan tetapi, ikut menaikkan harga barang produksi bukan solusi karena bisa menjauhkan pelanggan. Lantas, apa yang harus Anda lakukan? Yuk, cari tahu solusi mengatasi kenaikan harga barang jelang Lebaran!

Fenomena harga barang naik di Indonesia

Harga barang naik jelang Lebaran adalah fenomena tahunan di Indonesia yang bisa dipastikan akan terjadi. Beras yang merupakan makanan pokok orang Indonesia jadi salah satu komoditas yang akan mengalami kenaikan harga jelang Lebaran. Beberapa hari sebelum Idulfitri, harga beras dipastikan naik. Bahkan tidak menutup kemungkinan sejak awal Ramadan harga beras sudah mengalami kenaikan.

Selain beras, minyak goreng adalah bahan pokok yang juga ikut mengalami kenaikan harga. Sepanjang Ramadan hingga Idulfitri, harga minyak goreng cenderung mengalami kenaikan. Begitu pun dengan bawang merah yang jadi bumbu dapur wajib masyarakat Indonesia. Aneka sajian khas Indonesia untuk puasa dan perayaan Lebaran pasalnya tidak dapat lepas dari bawang merah.

Situs Tempo.co mencatat bahwa menjelang Ramadan 2023, harga barang naik sudah terjadi pada beras, minyak goreng, dan bawang merah. Beras harga Rp11.700/kg sudah mengalami kenaikan  sebesar 3,54%. Minyak goreng curah harga Rp14.700/liter sudah naik 3,52%. Begitu pun dengan bawang merah seharga Rp41.500/kg sudah naik hingga  4,28%.

Kenapa harga barang naik saat jelang Lebaran

Kenaikan harga barang terutama bahan pokok di Indonesia menjelang Lebaran sebenarnya bukanlah tanpa alasan. Kondisi tersebut berhubungan dengan teori ekonomi sederhana  permintaan dan penawaran. Ketika permintaan tinggi, maka harga barang akan naik. Sebaliknya, ketika permintaan rendah, harga akan ikut turun. Hal ini agar penjual bisa untung maksimal ketika permintaan tinggi dan tetap punya penghasilan ketika permintaan rendah.

Lebaran adalah salah satu momen di mana permintaan barang di pasar sangat tinggi. Masyarakat cenderung membelanjakan uangnya untuk membeli bahan makanan, pakaian, hingga dekorasi untuk rumah. Tunjangan Hari Raya (THR) menjadi faktor pendukung masyarakat untuk melakukan pembelian menjelang Lebaran. Alhasil, permintaan barang di pasar akan naik sesuai dengan yang diinginkan oleh masyarakat. Sesuai teori ekonomi, ketika permintaan naik, maka penawaran harganya pun akan ikut naik.

Cara pemerintah atasi kenaikan harga barang

Tidak dibiarkan begitu saja, pemerintah rutin melakukan operasi pasar ketika Lebaran tiba. Langkah tersebut dilakukan demi mencegah oknum tak bertanggung jawab menaikkan harga semaunya.

Biasanya, ada saja oknum yang menaikkan harga barang gila-gilaan dengan dalih permintaan sedang tinggi. Pada kenyataannya, mereka hanya memanfaatkan momen untuk mendapatkan untung berkali lipat. Pemerintah perlu memantau harga agar tidak ada yang memanfaatkan momen demi keuntungan pribadi.

Selain operasi pasar, pemerintah juga gencar memantau pasokan dan stok barang. Hal tersebut dilakukan demi memastikan jumlah barang yang ada di pasar sesuai dengan permintaan masyarakat. Jangan sampai stok barang sedikit padahal permintaan sedang tinggi. Alhasil, harga barang pun naik karena ketersediaan tidak seimbang dengan permintaan. Pemerintah biasanya akan berkoordinasi dengan distributor agar stok dan pasokan ditambah sehingga harga tidak sampai melonjak naik.

Cara pebisnis antisipasi kenaikan harga barang

Sebagai pebisnis, Anda patut waspada dengan harga barang naik saat Lebaran. Jika tidak jeli, Anda bisa melewatkan peluang untuk mendapatkan keuntungan. Tidak selalu menaikkan harga mengikuti yang lain, Anda bisa mencoba alternatif lain untuk tetap untung dan mempertahankan pelanggan. Contohnya dengan mencari bahan baku alternatif yang bisa jadi pengganti bahan utama. Bahan baku alternatif dapat jadi solusi ketika harga bahan baku utama mengalami kenaikan harga.

Selain itu, pertimbangkan menerima keuntungan penjualan yang lebih sedikit dari biasanya untuk mempertahankan pelanggan. Namun, jangan sampai membuat diri sendiri rugi. Tetap perhitungkan sampai sejauh mana Anda bisa menekan harga jual barang. Cara berikutnya adalah menekan biaya operasional sehingga tidak perlu keluar banyak uang di proses produksi. Jika ada biaya operasional yang bisa dipotong atau dihilangkan, maka pertimbangkan opsi tersebut alih-alih meningkatkan harga jual.

Menghadapi harga barang naik saat Lebaran, Anda harus punya strategi jitu untuk memaksimalkan keuntungan. Setelah tadi mempelajari cara yang bisa dilakukan untuk menghadapi kenaikan harga barang, kini saatnya Anda melakukan perencanaan keuangan bisnis.

Agar perencanaan keuangan Anda semakin matang menjelang gejolak Lebaran, gunakan jasa FinFloo yang menyediakan layanan Akuntan. FinFloo siap membantu Anda mengatur budgeting bisnis agar tetap cuan saat Lebaran. Hubungi tim FinFloo sekarang juga untuk konsultasi keuangan bisnis Anda!

Kelola Laporan Keuangan & Perpajakan Mudah

Konsultasi Gratis, Sekarang!

FinFloo menyediakan layanan perpajakan yang akan membantu Anda dalam proses pelaporan pajak, sehingga Anda dapat fokus pada mengembangkan bisnis Anda.